MENCARI JATI DIRI ..
MENCARI ILMU DIMANA SAJA ..
KARNA NAMA BAIK LEBIH BERHARGA DARIPADA KEKAYAAN DUNIA ..

Friday, June 10, 2011

Teori Seismik (Penurunan Persamaan Kecepatan Gelombang-P & Gelombang-S)?

subhanallah2Gelombang seismik adalah strain dinamik atau strain elastik yang berubah terhadap waktu yang merambat melalui material elastik seperti batuan sebagai tanggapan terhadap suatu gangguan dinamik. Gelombang seismik atau gelombang elastik terdiri atas dua jenis, yaitu gelombang tubuh (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave).
Metode seismik memanfaatkan penjalaran gelombang seismik ke dalam bumi. Yang menjadi objek perhatian utama pada rekaman gelombang seismik dalam metode ini ialah body wave. Gelombang ini merupakan gelombang yang energinya ditransfer melalui medium di dalam bumi. Sedangkan pada surface wave transfer energinya pada permukaan bebas, tidak terjadi penetrasi ke dalam medium bumi dan hanya merambat di permukaan bumi saja.
Body wave dibagi menjadi dua macam, yaitu:
P-wave atau gelombang-P/gelombang primer. Gelombang ini adalah gelombang longitudinal dimana arah pergerakan partikel akan searah dengan arah rambat gelombang.
S-wave atau gelombang-S/gelombang sekunder. Gelombang ini adalah gelombang transversal dimana arah pergerakan partikel akan tegak lurus dengan arah rambat gelombang.
Kecepatan gelombang-P lebih besar daripada gelombang-S (jika merambat dalam medium yang sama). Gelombang-P merupakan gelombang yang pertama kali sampai dan terdeteksi oleh receiver (hydrophone atau geophone). Sedangkan gelombang-S kadang tidak terdeteksi oleh receiver untuk jarak yang dekat dengan sumber.
Pertanyaannya adalah:
“Bagaimana penurunan persamaan kecepatan gelombang-P & gelombang-S ??”
Highly recomended sebelumnya untuk membaca postingan Teori Seismik (Elastisitas Medium)?)
Siap untuk lanjut?? Oke silahkan!!
penurunan-formula2
Penurunan persamaan diawali dengan tinjauan terhadap sebuah benda (medium) homogen berbentuk kubus yang dikenakan oleh sebuah gaya tertentu. Tekanan yang mengenai benda tersebut jika ditinjau pada salah satu permukaannya mempunyai komponen-komponen sebagaiberikut: (b.1).
Komponen2 tekanan di atas disebut gaya tiap unit volume benda pada bidang x yang berarah pada sumbu x, y, z. Untuk permukaan bidang lainnya, hubungan variabel gaya tiap satuan volumenya analog dengan bidang x. Total gaya pada sumbu x yang terjadi pada benda kubus adalah: (b.2)
Sedangkan menurut Newton, gaya adalah perkalian antara massa dan percepatannya, F = ma. Bila dikaitkan dengan densitas benda ρ= mv, maka: (b.3)
Dengan menggunakan definisi gaya tersebut, maka persamaan (b.2) menjadi: (b.4)
Hubungan ini disebut persamaan gerak yang searah sumbu x. Dengan cara yang sama, dapat diperoleh persamaan gerak pada arah lainnya.
Selanjutnya perhatikan kembali persamaan (a.1), (a.2), (a.4), (a.5) dan (a.6) *lihat postingan sebelumnya*. Menggunakan persamaan-persamaan tersebut persamaan (b.4) dapat diturunkan menjadi: (b.5)
Dengan cara yang sama, persamaan (b.4) dapat diterapkan pada sumbu y dan z, yaitu: (b.6) dan (b.7)
Gelombang merambat pada suatu media ke segala arah. Secara tiga dimensi arah perambatan gelombang dinyatakan dengan sumbu x, y, z. Untuk menentukan persamaan gelombang ini, diferensiasi persamaan (b.5; b.6 dan b.7) masing-masing terhadap x, y dan z sehingga untuk persamaan (b.5) diperoleh: (b.8)
Persamaan (b.8) merupakan persamaan gelombang longitudinal. Dari persamaan gelombang tersebut diperoleh kecepatan gelombang longitudinal atau dikenal dengan kecepatan gelombang-P yaitut: (b.9)
Untuk menurunkan persamaan gelombang transversal, maka persamaan (b.6) diturunkan terhadap z dan persamaan (b.7) diturunkan terhadap y. Hasil turunan persamaan (b.6) dikurangi hasil turunan persamaan (b.7) menghasilkan: (b.10)
Dengan menggunakan definisi pada persamaan (a.3), hubungan ini (dalam arah x) dituliskan menjadi: (b.11)
Untuk arah penjalaran y dan z diturunkan dengan cara yang sama, sehingga diperoleh hubungan: (b.12) & (b.13)
Persamaan (b.11), (b.12) dan (b.13) menyatakan persamaan gelombang transversal. Dari persamaan gelombang tersebut diperoleh kecepatan gelombang transversal atau dikenal dengan kecepatan gelombang-S yaitu: (b,14)
Berdasarkan pola-pola dari persamaan (b.8), (b.11), (b.12) dan (b.13), kita dapat menarik suatu konklusi bahwa persamaan tersebut berlaku umum. Hubungan ini disebut persamaan gelombang skalar, secara umum dituliskan dengan: (b.15). Dengan v menyatakan kecepatan tetap dan ψ menyatakan fungsi gelombang pada posisi x, y, z dan waktu t tertentu, atau dituliskan ψ(x,y,z,t).
Reference:
Ramalis, T.R. (2001). Gelombang dan Optik. Common Textbook pada Jurdik.Fisika FPMIPA UPI.
Telford, W.M., Geldart, L.P dan Sheriff, R.E. (1990). Applied Geophysics. Second Edition. Cambridge University Press.
(Gambar) Applied Geophysics – Waves and rays – I.pdf
P&Svelocities_Sherriff-Geldart_Courtesy




sumber:
READ MORE

Celotehan: Nyari gawe…

Di malam minggu yang ceria, si Adven & si Ture lagi asyik nongkrong *cuci mata* di restoran fastfood pada sebuah Mall di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Semarak malam mingguan ala jomblo merupakan kegiatan yg rutin mereka lakukan pada awal bulan, maklum kedua bocah tersebut sampai detik ini belum dipertemukan Tuhan jodoh masing2, hehe!. Sudah sekitar stengah jam mereka duduk melahap jamuan sambil ngobrol ngaler-ngidul, di salah satu meja didekat pintu masuk, dan tentu hilir mudik pengunjung merupakan tontonan yg dinamis, ga ngebosenin. Hingga duduklah saat itu dua orang pemuda berambut kriting yg berbeda usia persis di samping meja makan mereka. Pada awalnya sih biasa2 aja, namun sepertinya celotehan kedua pemuda tersebut cukup menarik untuk didengarkan, terutama bagi si Adven. Dugaan Adven bahwa mereka berdua adalah saudara sepupu. *lho ko bisa ya menafsirkannya seperti itu?!?*.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Adek: “Waah..Bang, sudah sebulan sejak aku diwisuda ko belum dapet2 gawe ya?? ga kaya Abang di usia yg relatif muda sekarang ini malah sudah mencapai posisi manager!, pusiiing aku sebagai fresh graduate!!”
Abang: “Nyantai aja brother, kalo memang rejeki ga akan kemana, hihi.”
Adek: “Ga akan kemana bagemana!!!?…lha sudah tiap minggu aku baca loker di koran, trus udah 10buah aplikasi pos aku kirim, tapi ko ga ada prospeknya gitu?!!!, mending aku pulang kampung aja deh Bang, mw menenangkan diri”
Abang: “Kamu baru aja sebulan…sy dulu nganggur 7bulan lho! Yang penting istiqomahnya itu. Lagian pihak industri kan perlu waktu itu memproses aplikasimu, apakah cocok dengan spesifikasi yg mereka butuhkan ato tidak. Jadi…keep spirit, ok bro?”
Adek: “Aaahh..standar banget motivasinya itu, ga penting. Yang penting itu mungkin Abang punya koneksi ato link dari temen2 buat aku gitu, ada ga?”
Abang: “Waduh! dengar!, meskipun sy percaya 110 % pada kemampuanmu, tapi mohon maaf bro saat ini belum terkabar ada posisi yg kosong, jadi keep spirit lagi deh, hihi!”.
Adek: “Coba Abang bayangkan, komputer aku bisa, materi keilmuan sudah pasti, dikampus dulu pernah ikut organisasi, & bahasa Inggris bisaalah dipaksain…kurang apalagi??”
Abang: “Yaa..berarti selama sebulan ini, kamu belum beruntung aja. Keberuntungan itu kata orang adalah Persiapan x Kesempatan, sedang Persiapan *ato ikhtiar* sendiri *juga kata orang* merupakan hasil dari Kemampuan x Kemauan, jadi simpulkan sendiri aja deh…sering2 berdoa pastinya. Ngomong2 nilai Toefl Inggrismu berapa tuh?”
Adek: “Toefl??, belum tau Bang, belum pernah tes sih…tapi aku yakinnya sekitar 600an lah, heee… Dulukan, pas SMA, aku ikut kursus Bahasa Inggris, namun pas kuliah cuma ngandalin ‘otodidak’ doang dari cuap2 ga jelas sama temen, nonton filem barat, trus suka denger&hapal lagu2 slowrock, yeah!
Abang: “Tuh kan, kamu terlihat optimist sekali, katanya lagi pusiiing !!! Coba deh kalau kebetulan ada waktu dan uang, kamu ikut tes sudah sampai sejauh mana kemampuan Inggrismu itu. Sy punya pengalaman saat interview yaa dites ngobrol dalam bahasa Inggris sama HRD & User, kebetulan nilai toefl yg Abang cantumin di CV/resume saat itu adalah 475, jadi haajjarrr aja deh..he..he..he!”
Adek: “Wah, mumpung masih ada waktu, berarti harus kupersiapkan semaksimal mungkin yak?. Nanti, kalau seandainya nih aku dipanggil interview, harus gimana Bang?..i wonder”
Abang: “ Mmm..kata temen2 Abang sih *entah darimana sumber otentiknya* 89% diterima ato tidaknya applicans ditentukan ya saat interview itu. Sepemahaman Abang sampai saat ini diantaranya adalah: berpakaian yang sopan, rapih & tepat, jangan pernah berbohong saat wawancara, kita ga boleh terlihat lemas & loyo, harus energik. Trus saat berkomunikasi suara & mata harus jelas & fokus, yg memancarkan keramahan, semangat, smart & antusiasme. Kemudian kondisikan suasana yg nyaman & kondusif, gugup sih wajar, tapi kalo tegang yaa sayang, apalagi kalo ga pake senyum segala, bete banget. Oia, dikampusmu ada CDC ga??
Adek: CDC? Apaan tuh? Kaya pernah denger!”
Abang: “Itu lho..Career Development Center!”
Adek: “Oh iya, ga ada Bang. Tapi dikampus temen ada. Aku inget, kata temenku CDC itu semacam lembaga yg menginformasikan lowongan gawe buat lulusan kampusnya & tesnya *oleh pihak industri* pun dilakukan disana secara massal, selektif lagi, semacam walk in interview, ada uptitute test, attitute test, tes kelompok, psikotes, dll. Kebetulan mahasiswa luar juga bisa daftar, waktu keanggotaannya sekitar 4bulanan & bisa diperpanjang”
Abang: “Nah itu, ikutan aja, peluang kamu kan jadi semakin besar, ga hanya ngandalin dari koran aja. Trus sekarang kamu udah punya alamat email kan?
Adek: “Udah Bang!”
Abang: “Nah, dari sekarang & kalau perlu tiap malem kamu nge-internet u/ apply gawe via email, kalo ga salah emailmu nanti bisa subscribe ke vacancy-subscribe@yahoogroups.com & juga Lowongan_Migas-subscribe@yahoogroups.com ato millist ikatan seniormu. Nanti kamu tinggal nerima email info gawenya ato Jobalert-nya, siapa tau ada posisi yang cocok, amien. Trus kamu daftar juga ke Jobsdb; Jobstreet; Jobs.Experd; dll. Ikutin aja prosedurnya & sering2 monitoring pastinya!”
Adek: “Oke Bang, mumpung nanti pas ke warnet aku nge-cek email & juga cek list lowongannya, lalu kenapa ga sekalian web-walking aja yak! Aku yakin banget Bang, sekarang ini udah jamannya internet, beberapa perusahaan pasti telah membuka apply lowongan via online di webnya, hee.. & kenapa aku baru tersadar sekarang yak?Weleh..weleh!”
Abang: “Cuma pesen Abang satu, setelah bekerja nanti, biasanya yang namanya akademik dialami sebagian besar ga kepake, justru soft skill lah yang berperan. ……………bla..bla..bla..bla”
Adek: “bla..bla..bla..”
Abang: “bla..bla..bla..”
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
“Ture, pulang ke kost ah?!!, udah sejam lebih nih disini coy. Ga rame kalo terlalu lama mojok”. “Hayoo..kemoun”. Akhirnya mereka berdua pulang ke kostan, naek angkot kebetulan cuma sekali saja. Namun pas di angkot si Adven dengan polosnya berkata: Pada awalnya aku kasihan sama tuh anak, tapi akhirnya ko malah jadi penasaran gimana hasilnya nanti ya Ture, berhasil kah dia?”. Seperti biasa dengan nada cuek Ture berkata: “Yaa..ga tau deh, masa depankan ga bisa kita prediksi”. Seiring mobil angkot berjalan, sampailah mereka di kostan. Sebelumnya, selama perjalanan di angkot, Ture terlihat merenung saja, dalam hatinya ia teringat pada pesan sang dosen sewaktu di kampus dahulu, bahwa: Tuhan Tidak Pernah Bermain DADU. J
( Disclamers: Haha, cerita di atas hanyalah karangan penulis belaka, believe it or not..it’s up to U! J )



READ MORE

Sejarah gereja setan di indonesia


Hampir semua orang mungkin sudah mengetahui atau pernah mendengar berita tentang gereja setan ini. Sejak tahun 1995an isu tentang masuknya gereja setan di Indonesia beredar kuat dan menjadi bahan pembicaraan masyarakat. Bagi umat kristiani (termasuk saya) isu ini sangat meresahkan, karena munculnya gereja setan di Indonesia menjadi sebuah ancaman.



Gereja setan (GS) diperkirakan masuk di Indonesia pada tahun 1990an dan mulai terdengar di masyarakat pada tahun 1995an. Menurut pengakuan orang2 yang pernah ikut dan sudah terlepas dari ikatan GS ini, jemaat GS di Indonesia sudah mencapai ribuan orang dan bertempat di kota-kota besar seperti Jakarta, Manado, Semarang, Bandung, dll.

Untuk mempermudah, Gereja Setan akan saya sebut GS dan Satanic Church saya sebut SC. Sebelum berbicara lebih jauh tentang GS, saya akan membahas dimulai dari sejarah GS.

Sejarah Satanic Church

Gereja Setan pertama kali didirikan di San Fransisco, California, pada 30 April 1966 oleh Anton Szandor LaVey. Anton LaVey sendiri menjadi Pendeta Tinggi di gereja ini sampai kematiannya pada tahun 1997.

Cikal bakal GS sebenarnya berasal dari sebuah perkumpulan bernama "The Order of the Trapezoid"(anggota perkumpulan ini yang kemudian menjadi badan pengurus Gereja Setan) yang dibentuk pada tahun 1950an oleh Anton LaVey.

Anggota pertama pengurus satanic church ini adalah:
- Carin de Plessen (yang tumbuh di Istana Kerajaan Denmark)
- Dr. Cecil Nixon (ahli sulap, eksentris, and penemu automaton)
- sutradara Kenneth Anger, Asesor kota Russell Wolden
- Donald Werby
- antropolog Michael Harner
- penulis Shana Alexander, dan
- Anton Szandor LaVey (yang kemudian menjadi pendeta tinggi GS)

Pada tahun pertama pembentukannya, GS disebut-sebut dalam banyak berita dan merupakan topik artikel majalah dan surat kabar semasa tahun 1960-an dan 1970-an. Isu yang paling mencuri perhatian pada saat itu adalah upacara pernikahan Setan antara Judith Case dengan wartawan radikal John Raymond. Upacara pernikahan ini difoto oleh Joe Rosenthal, yang terkenal oleh fotonya Raising the Flag on Iwo Jima selama Perang Dunia II.

Dalam perkembangannya GS sempat dikenal dunia melalui media pada tahun 1980an. Bahkan pada tahun 1980-an dan 1990-an GS dan para anggotanya sangat aktif dalam memproduksi film-film, musik, dan majalah-majalah yang berhubungan dengan Setanisme.

Yang dimaksud dengan satanisme adalah segala hal yang berbau mistis dan memuja satan, seperti occultisme, pergaulan bebas, menyembah berhala, tindakan2 asusila, dll. Di Indonesia sendiri sebenarnya praktek satanisme sudah menjadi darah daging, karena dilakukan oleh leluhur kita. Praktek2 tersebut seperti perdukunan, santet, semua hal yang berbau mistis (Indonesia sendiri merupakan negara yang sangat kental dengan budaya2 mistis bahkan sampai sekarang). Walaupun praktek2 tersebut (misal perdukunan) dimaksudkan untuk niatan baik, namun tetap saja itu merupakan praktek dari satanisme.

Kembali ke GS, pada periode 1980-1990an GS berhasil menambah jumlah jemaat mereka, namun semakin lama keberadaan mereka semakin ditentang masyarakat. Karena itu mereka pindah ke California.

Menurut pengakuan jemaat GS yang berhasil diselamatkan, GS mempunyai 4 kelompok:

* The Mou Mou
* Children Of God
* Dragon Team
* Satan Web

Diketahui bahwa struktur organisasi gereja setan (GS) sangat rapi. Di tingkat teratas adalah lucifer si biang bala/raja yang harus disembah. Sedangkan di bawahnya adalah Prince of Michael. Kemudian di bawah Prince of Michael terdapat empat kelompok tersebut.

Dragon Team

Dragon Team (Tim Naga) dipimpin oleh seorang bernama ryan, asal kota Pittsburg, AS. Tim ini beranggotakan 12 orang dan termasuk Tim Elit GS. Tidak sembarang orang bisa masuk dragon team. Menyusul dragon team, diabwahnya terdapat 'The Mou-Mou' dan 'Satan Web (Jaringan Setan)' serta 'Children of God'.

Masing-masing kelompok ini beranggotakan 250 anggota. Setiap anggota baru langsung terdaftar dan namanya dibukukan dengan rapi. Yang menjadi anggota bukan sembarangan orang. Mereka adalah orang2 pilihan dari segi mental maupun intelektual. Sasaran utama mereka ialah ABG (pemuda/pemudi) yang kemudian diperalat sebagai ujung tombak gerakan mereka.

Children of God (COG)

Dari keempat Tim di atas, kelompok Children of God (COG) adalah yang paling terkenal dan pernah membuat heboh umat Kristiani di Indonesia. Sekitar tahun 1990an COG masuk ke Indonesia. Pengajarannya menjurus keajaran asusila sehingga dikecam bahkan dikutuk pemuka Agama.

Akibatnya Jaksa Agung pernah melarang barang2 cetakan COG. Bahkan Dirjen Bimas Protestan menghimbau pimpinan gereja agar meningkatkan pembinaan warga jemaatnya melalui surat edaran tanggal 13 Maret 1984 no. F/26/930/84.

Pendiri COG adalah David Brant Berg di Melrose, Oakland, California. Karena ajaran2nya menjurus dan berbau asusila (seks), maka ajarannya cepat menarik para remaja serta anak muda di Indonesia. Dalam waktu yang relatif singkat anggota mereka bertambah banyak. Di Jakarta saja katanya sudah mencapai 5000 orang. Bahkan kota Purwokerto dipastikan terdapat 200 anggota COG.

COG cepat merebak di Indonesia karena kegiatannya meliputi banyak bidang. Antara lain: Bidang Literatur, Musik, Drama, Audio Visual, Kursus Bahasa, dll. Salah satu doktrin/ajaran sesat mereka ialah bahwa Yesus adalah hasil hubungan intim antara Allah dan Maria. (yang ini menurut saya sangat melecehkan ALKITAB, doktrin ini juga dimunculkan pada film "The Davinci Code" yang mengatakan ada holy bloodline/garis keturunan asli Yesus dengan Maria)

Struktur organisasi

- Pimpinan tertinggi adalah Lucifer alias satan alias iblis alias raja \iblis.
- Tingkat kedua adalah Rosa/lyberia yang terdiri atas 13 wanita yaitu \Sister of The Light.
- Yang terendah adalah Mochua, bertugas melemahkan iman jemaat \termasuk menguras energi urapan para hamba Tuhan.

Semua kelompok ini tidak berwujud alias dalam bentuk roh. Prince Of Michael yang disebut-sebut sebagai pimpinan GS di Menado juga termasuk roh, agar bisa kelihatan, dia akan meminjam jasad orang lain.

Simbol-Simbol

Seperti yang banyak telah dikenal dunia, GS memiliki berbagai simbol-simbol yang berbau mistis dan melambangkan satan. Saya hanya membahas beberapa simbol yang paling sering ditemukan di GS saja.

666

666 memang selama ini selalu dikaitkan sebagai angka setan/lambang setan. Ternyata tidak salah, angka 666 memang terukir ditangan kanan dan kiri para jemaat GS.

Didalam Alkitab juga ada tertulis yang menyebutkan bilangan satan(666), kalau anda ingin lihat bukalah Wahyu 13: 15-18 dan Wahyu 14: 9-11. Disitu tertulis bagaimana hukuman yang akan diterima bagi orang2 yang telah menerima bilangan tersebut pada tubuhnya.

Yang pasti Jika anda menerima tanda 666 pada dahi dan tangan, atau bagian tubuh manapun, anda selesai! TIDAK dapat diselamatkan!. Anda telah diresmikan pada satan itu.


sumber:
READ MORE

Thursday, June 9, 2011

The Best Tiny Technology

READ MORE

Insentif bukan masalah utama peneliti Indonesia

Wacana insentif bagi peneliti menjadi ramai setelah Presiden SBY mengemukakannya dalam peringatan Hakteknas yang lalu untuk memacu produktifitas para ilmuwan Indonesia. Dana penelitian yang rendah sering dijadikan alasan akan rendahnya produktifitas ilmuwan kita. Benarkah?

Faktanya perbandingan dana penelitian (R&D) antara Indonesia dan Thailand berada pada kisaran yang sama sepanjang masa antara tahun 1968-2000, yaitu antara 0.1-0.4 % terhadap PDB. Indonesia bahkan pernah mencapai angka tertinggi tahun 1982 yaitu 0.4% melebihi Thailand saat itu. Akan tetapi dengan taraf pengeluaran yang sama, perbedaan pada output kemampuan teknologi yang dicerminkan dengan angka indek total faktor produktifitas antara Indonesia dan Thailand sangat mencolok: 0.31 dibanding Thailand yang mencapai 2.02 (World Bank, 2004). Di samping itu prosentase jumlah personil yang terlibat di dalam litbang Thailand tidak mencapai separohnya Indonesia.

Jelas, dari data di atas rendahnya produktifitas peneliti Indonesia bukan disebabkan karena terlalu kecilnya dana penelitian. Bishry dan Hidayat (1998) mengambil contoh tentang penggunaan anggaran proyek penelitian di BPPT dari proyek berskala kecil (kurang dari 100 jt rupiah) hingga besar (lebih dari 5M). Dari semua contoh proyek yang ada rata-rata 95% dana digunakan untuk fasilitas mesin dan gedung dan alokasi dana yang disebut kontrak servis. Untuk proyek yang bernilai besar prosentasi itu bahkan mencapai lebih dari 99%.

Bandingkan dengan alokasi dana penelitian di Jepang sebesar 7.6 T yen yang meliputi 46% untuk insentif gaji peneliti, 17% fasilitas mesin dan gedung, 16% material, dan 20% biaya tak terduga (Foreign Press Center of Japan, 1986). Prosentase insentif gaji dalam struktur anggaran penelitian di universitas dan lembaga penelitian di Amerika juga mencapai sekitar 50%. Jelas, masalah di Indonesia bukan pada besarannya, tetapi pada penggunaannya yang sama-sekali tidak efisien, dan adanya dugaan maraknya praktek perburuan rente (rent seeking).

Melihat data tersebut, wacana insentif berupa fasilitas penunjang agaknya tidak tepat sasaran. Alokasi fasilitas yang berwujud fisik yang terlalu dominan selama ini justru diduga merupakan celah yang memberi kesempatan bagi penyelewengan berupa KKN dalam pengadaan barang.

Fasilitas penelitian di lembaga-lembaga penelitian milik pemerintah di Indonesia juga tidak bisa dibilang miskin. Kalau kita mengunjungi laboratorium-laboratorium milik pemerintah, maka kita bisa menemukan peralatan-peralatan yang paling mutakhir di dunia yang jarang bisa ditemui di pusat-pusat laboratorium lembaga penelitian top di dunia sekalipun. Kawan saya di sebuah lembaga penelitian pemerintah cerita kaget ketika baru pulang belajar dari luar negeri menemukan sebuah peralatan super computer yang paling canggih di dunia saat itu sudah bertahun-tahun masih terbungkus plastik tak ada yang menggunakan. Kawan saya yang lain baru-baru ini juga membeli peralatan NMR terkini dari Jepang seharga belasan milyar, tetapi sambil ketawa bilang belum pernah satu pun paten atau paper di jurnal internasional dia terbitkan dari alat canggih itu. Ada lagi kawan saya yang sempat panas beradu argumentasi dengan saya tentang pembelian software impor pengolah data gempa seharga hampir 10 milyar, tetapi dia bilang selama 10 tahun baru bisa memahaminya 10%. Kawan saya di sebuah lembaga penelitian milik pemerintah yang lain bahkan mengatakan, kalau mau makan “pepes” IC (integrated circuit) pun juga bisa saking melimpahnya dana untuk membeli komponen.

Jelas ada yang salah dari ini semua.

Douglas Osheroff, penerima Nobel Fisika tahun 1996 mengatakan pada ceramahnya di LIPI tahun 2005, “Dana memang perlu, tetapi bukanlah faktor yang utama untuk mencapai keberhasilan dalam sebuah penelitian yang besar.” Yang lebih diutamakan adalah challenging mind yang “never give up, whatever happen badly,” menurutnya.

Jiwa yang selalu tertantang itulah yang diperlukan bagi para peneliti untuk berprestasi. Menciptakan lingkungan yang demikian adalah tugas pemerintah. Selama suasana yang selalu menantang para ilmuwan untuk terus berpikir memecahkan masalah tidak ada, berapa pun gaji dan bagaimana pun canggihnya fasilitas tidak akan menghasilkan apa-apa.

Tantangan bagi peneliti bisa berupa dua hal, pertama ajang kompetisi sesama peneliti di tingkat dunia dan tantangan permasalahan dari industri. Kesempatan untuk ikut dalam ajang kompetisi level dunia sangat membantu untuk mendorong para ilmuwan berkarya. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh para siswa SMA yang mengikuti lomba olimpiade sains internasional. Hawa kompetisi itu yang membuat mereka terus berusaha untuk maju dan mampu berprestasi.

Akan tetapi di dunia riset kita, hawa kompetisi itu hampir tidak ada. Kompetisi dunia riset sangat berbeda atau bahkan bertolak belakang sekali dengan kompetisi seperti yang terjadi di olimpiade sains yang berbasis pengerjakan soal ujian. Dunia riset lebih berhadapan dengan problem yang masih gelap, menemukan problem itu sendiri merupakan separoh dari kerja riset. Riset lebih memerlukan jiwa serendipity, kemampuan mencari sesuatu yang belum pernah ada, daripada kemampuan berpikir klasikal yang mengandalkan ingatan yang kuat terhadap ketentuan-ketentuan yang sudah baku seperti umumnya pada soal-soal ujian. Riset sangat lain dengan mengerjakan soal ujian. Penelitian menunjukkan keberhasilan pada riset lebih didominasi oleh mereka-mereka yang menduduki ranking menenegah daripada kelompok teratas. Dengan demikian sistem pendidikan kita yang menumpukan pada pengerjaan soal-soal ujian ikut andil dalam mematikan kreatifitas para ilmuwan kita.

Tantangan riil dari dunia industri juga mendorong para ilmuwan dan peneliti untuk terus berpikir dan berkarya. Hal itulah yang membedakan antara Thailand dan Indonesia. Di Thailand dana R&D yang terbatas difokuskan untuk mendorong proses adopsi, adaptasi dan difusi teknologi di sektor industri daripada untuk melakukan kreasi teknologi baru dengan judul yang sering bombastis seperti di Indonesia. Dari data Papitek-LIPI (1995), jumlah SDM yang berpendidikan S2 dan S3 yang sebanyak 7.500 personil, hanya 5% yang berada di sektor industri, sebagian besar terkonsentrasi di lembaga pemerintah yang tantangan untuk berprestasi sangat rendah.

Ada dua hal paling tidak yang bisa direkomendasikan untuk mendongkrak output para ilmuwan dan peneliti Indonesia. Pertama, relokasi sebagian besar PNS peneliti dari lembaga pemerintah ke swasta, kedua, syaratkan minimal 80% secara bertahap dari dana pengadaan barang dan jasa yang dibiayai APBN harus berasal dari produk dalam negeri. Dengan demikian swasta akan terdorong untuk terus meningkatkan produksi yang disupport oleh ketersediaan SDM yang unggul, sehingga langkah peningkatan produktifitas para ilmuwan terjadi secara mekanisme pasar. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Michael E. Porter dalam The Competitive Advantage of Nations (1990),National Budget must drive domestic demand, not foreign demand.”

sumber:
READ MORE

Admin Cikadut's Blog