"It is better to be satisfied with what you have than to be always wanting something else."
(Pengkotbah 6:9 b)
Untuk mengatasi rasa iri hari,
anda harus bersukacita untuk apa yang telah diperoleh. Malahan anda lebih
mencari apa yang anda tidak miliki, anda harus bersyukur untuk apa yang anda
telah miliki. Keinginan anda akan
sesuatu tidaklah lebih baik apabila anda sadari bahwa apa yang telah anda
miliki telah lebih dari cukup.
Kita sering berpikir, “Saya telah
miliki “something”, tetapi jika saya mempunyai dalam jumlah banyak tentunya
akan lebih baik.” That’s just not true. Kita telah diajarkan untuk menjadi
ketidakpuasan, tetapi kita tidak harus begitu jika kita telah berfokus pada
barang yang kita miliki telah lebih dari cukup.
Faktanya, naluri manusia selalu bertanya,
“Mengapa orang tersebut mendapatkan promosi jabatan, tetapi anda tidak
mendapatkan hal tersebut? Atau, Kenapa mereka sedang merayakan pernikahan
sedangkan anda masih “single”? Ataupun, Mengapa mereka dapat pergi keliling
Eropa?
Biarkan saya untuk menjelaskan hal
tersebut: Rasa iri tidaklah memiliki keinginan, impian, ataupun ambisi. Anda
dapat mempunyai keinginan, mimpi, ataupun ambisi tanpa menjadi iri terhadap
keberhasilan orang lain. Rasa iri (envy) adalah ketika anda membenci orang lain
yang telah memiliki sesuatu yang mana sesuatu tersebut merupakan keinginan anda
yang belum tercapai. Rasa iri adalah sesuatu dalam hati anda yang dapat membuat
diri anda menjadi tidak senang hingga anda memiliki sesuatu tersebut. Rasa iri
hanyalah didasarkan mitos bahwa anda harus memiliki sesuatu yang lebih daripada
orang lain agar anda menjadi bahagia – That’s not real, that will bring you to the meaningless destination.
Editor: Yusia
0 comments:
Post a Comment