MENCARI JATI DIRI ..
MENCARI ILMU DIMANA SAJA ..
KARNA NAMA BAIK LEBIH BERHARGA DARIPADA KEKAYAAN DUNIA ..

Saturday, September 27, 2014

Process Specifications and Structured Decisions

OVERVIEW OF PROCESS SPECIFICATIONS
Dalam menentukan kebutuhan informasi dari strategi analisis keputusan, analis sistem harus terlebih dahulu menentukan tujuan dari pengguna, dengan menggunakan top-dow approach atau object-oriented approach.
Analis sistem harus memahami prinsip-prinsip organisasi dan mempunyai kemampuan dalam teknik pengumpulan data. Top-down approach adalah pendekatan yang kritis karena keputusan dari semua orang dalam organisasi harus dimasukkan.

Tujuan dalam membuat spesifikasi proses:
1. Mengurangi abiguitas dari suatu proses. Analis dapat mempelajari secara detail bagaimana proses berjalan.
2. Untuk mendapatkan deskripsi/gambaran apa yang akan diselesaikan.
3. Me-validasi desain sistem, untuk memastikan bahwa semua proses mempunyai alur data input yang diperlukan untuk menghasilkan ouput.

Kadang-kadang proses tersebut sangat sederhana (primitive processes), sehingga seringkali tidak membuat spesifikasi proses. Kategori proses primitif sebagai berikut:
1. Proses tersebut hanya input dan ouput atau hanya memerlukan logika sederhana, seperti hanya read dan write.
2. Proses tersebut hanya menampilkan validasi data sederhana.
3. Proses tersebut menggunakan kode yang sudah ada (prewritten code).

Process Specification FormatSpesifikasi proses berkaitan dengan proses DFD. Masing-masing spesifikasi proses dimasukkan dalam form yang terpisah. Informasi yang dimasukkan sebagai berikut:
1. Nomor/Angka proses, which must match the process ID on the data flow diagram. This specification allows an analyst to work on or review any process, and to locate the data flow diagram containing the process easily.
2. Nama proses, which again must be the same as the name displayed in the process symbol on the data flow diagram.
3. Deskripsi singkat dari suatu proses yang akan diselesaikan.
4. Daftar data input, using the names found on the data flow diagram. Data names used in the formula or logic should match those in the data dictionary to ensure consistency and good communication.
5. Data ouput, also using data flow diagram and data dictionary names.
6. Indikasi tipe prosesnya: batch, online, atau manual.
7. Nama sub-program. Jika menggunakan code yang sudah ada di library.
8. Deskripsi logika proses.
9. Daftar persoalan yang belum terpecahkan, bagian logika yang belum lengkap. Persoalan ini digunakan untuk menanyakan kembali kepada pengguna.



Gambar 3: Bagaimana spesifikasi proses berkaitan dengan DFD.

Three techniques for analysis of structured decisions: structured English,
decision tables, and decision trees.
1. Use structured English when
a. There are many repetitious actions,
OR
b. Communication to end users is important.
2. Use decision tables when
a. Complex combinations of conditions, actions, and rules are found,
OR
b. You require a method that effectively avoids impossible situations, redundancies, and
contradictions.
3. Use decision trees when
a. The sequence of conditions and actions is critical,
OR
b. When not every condition is relevant to every action (the branches are different).

STRUCTURED ENGLISH 

Ketika logika proses meliputi formula atau iterasi, ataupun ketika struktur keputusan nya tidak kompleks, teknik yang tepat untuk menganalisis keputusan proses (decision process) maka digunakan structured english.
Untuk menulis structured english, anda bias mengikuti beberapa aturan sebagai berikut:
1. Ekpresikan semua logika dalam empat tipe: sequential structure, decision
structure, case structure, dan iterasi.
2. Menggunakan keyword seperti: IF, THEN, ELSE, DO, DO WHILE, DO UNTIL, dan PERFORM
3. Memperjelas pernyataan/statement dengan jelas.
4. Ketika kata dan frasa didefinisika dalam data dictionary, garis bawahi kata dan frasa tersebut untuk memberi tanda bahwa kata dan frasa tersebut memiliki makna dan spesial.
5. Mengklarifikasi pernyataan logika dengan jelas. Hati-hati dalam menggunakan“and” dan “or,”serta menghindari hal yang membingungkan dalam membedakan “greater than” dan“greater than ataupun equal to”.

Gambar 4: contoh ekspresi logika dalam sequential structure, decision structure, case structure, dan iteration.

DECISION TABLES
Tabel keputusan (Decision Table) adalah tabel yang terdiri dari baris dan kolom, dibagi menjadi empat kuadran. Ketika kita menggunakan tabel keputusan untuk mengambil suatu tindakan (action), kita mulai dari sisi kiri atas bergerak searah jarum jam.
Bagian kiri atas berisikan kondisi, kanan atas berisikan kondisi alternatif, bagian kiri bawah berisikan tindakan, dan kanan bawah berisikan aturan(rule) untuk melakukan tindakan.


Gambar 5: Format standar yang digunakan dalam decision table. 

Gambar 6: Contoh penggunaan decision table.
Empat masalah yang akan terjadi dalam membangun tabel keputusan adalah sebagai berikut: incompleteness (ketidaklengkapan), impossible situations (siatuasi yang tidak-memungkinkan), contradiction (kontradiksi), dan redundancy (berlebihan).

Keuntungan menggunakan tabel keputusan yaitu dapat membantu analis sistem secara lengkap, mudah dalam mengecek kemungkinan eror, seperti situasi tidak-memungkinkan, kontradiksi, dan redundancy.


DECISION TREES
Decision tree digunakan ketika percabangan dalam struktur keputusan proses nya kompleks. Decision tree juga berguna untuk menjaga inti keputusan dari beberapa urutan keputusan.
Cara membuat decision tree:
1. Mengidentifikasi semua kondisi dan tindakan serta waktunya.
2. Mulai membuat decision tree dari kiri ke kanan, pastikan bahwa anda membuat list untuk semua kemungkinan alternatif sebelum bergerak ke kanan.


Gambar 7: Contoh decision tree.

Keuntungan menggunakan decision tree:
1. Keuntungan struktur yang berurutan dalam decision tree, kita dapat mengecek kondisi-kondisi dan mengeksekusi tindakan dengan segera.
2. Kondisi dan tindakan dilakukan hanya pada bagian tertentu saja.
3. Decision tree lebih mudah dipahami dibandingkan dengan decision table.


Penulis: Yusia /Kaleb
Referensi:
[1] Kendall, K.E., Kendall, J.E., Systems Analysis and Design. Prentice Hall. 2011. New Jersey, USA.

0 comments:

Post a Comment

Admin Cikadut's Blog