MENCARI JATI DIRI ..
MENCARI ILMU DIMANA SAJA ..
KARNA NAMA BAIK LEBIH BERHARGA DARIPADA KEKAYAAN DUNIA ..

Friday, April 3, 2015

Ubiquitous Computing (Part 3)

Kita sudah berada didalam era ketiga revolusi komputer, yaitu ubiquitous computing. Dimana era pertama pada tahun 1970-an merupakan era mainframe, yaitu komputer berukuran raksasa dan digunakan bersama-sama oleh banyak orang (one computer-many people). Memasuki era kedua setelah tahun 1970-an yaitu ditandai dengan tren penggunaan personal computer atau PC (one computer-one person). Selanjutnya pada era ketiga ini seseorang dapat berinteraksi dengan banyak komputer (one person-many computer). Disaat itulah mulai terjadi revolusi penggunaan komputer.

Pada tahun 1988, Mark Weiser, seorang peneliti senior dari Xerox Palo Alto Research Center (PARC) yang merupakan “the father of ubiquitous computing” pada pertama kalinya mempublikasikan definisi istilah ubiquitous computing atau disebut juga ubicomp, yang dalam artikelnya disebutkan sebagai berikut: “Ubiquitous computing is the method of enhancing computer use by making many computers available throughout the physical environment, but making them effectively invisible to the user.”

Pernyataan diatas mendefinisikan ubicomp sebagai metode peningkatan penggunaan teknologi komputer yang bertujuan untuk dapat digunakan dan meningkatkan efektifitas kerja dilingkungan fisik pemakainya dengan tingkat visibilitas serendah mungkin.

Definisi dan Konsep

Ubiquitous Computing (Ubicomp) atau yang lebih sering disebut Pervasive Computing merupakan suatu bentuk interaksi manusia-komputer yang menitikberatkan pada kemampuan computing dan komunikasi tetapi berintegrasi dengan pengguna pada saat yang bersamaan sehingga menjadi “technology that disappears”, sebuah teknologi yang menghilang dalam arti tidak disadari oleh penggunanya karena keberadaanya yang tidak terpisahkan dan sudah menyatu dengan kehidupan sehari-hari.

Ubicomp menyajikan tantangan di dalam ilmu komputer, dalam desain dan rekayasa sistem, pemodelan sistem dan desain antarmuka pengguna. Model interaksi manusia-komputer yang kontemporer, seperti command-line, menu-driven, atau berbasis GUI sudah tidak sesuai dan tidak memadai untuk solusi komputasi dimana-mana seperti yang diharapkan. Weiser (1996) menjelaskan bahwa ubicomp dapat berwujud bermacam-macam perangkat yang memiliki sifat natural. Maksudnya adalah pengguna teknologi yang menggunakan ubicomp devices tidak akan merasakan bahwa mereka sedang mengakses komputer. Oleh karena itu, Weiser mengusulkan tiga bentuk dasar untuk perangkat sistem ubicomp, sejenis smartphone : tab, pad dan board.
  • Tab: dapat dipakai pada perangkat berukuran sentimeter
  • Pad: perangkat genggam yang berukuran desimeter
  • Board: perangkat layar interaktif berukuran meter.
Ketiga bentuk yang diusulkan oleh Weiser tersebut mempunyai karakter berukuran makro, memiliki bentuk planar dan menggabungkan tampilan keluaran visual. Dari ketiga karakteristik tersebut dapat diperluas jangkauannya ke berbagai bentuk yang jauh lebih beragam dan berpotensi lebih berguna untuk ubicomp devices. Oleh karena itu Poslad, Stefan (2009) mengusulkan tiga bentuk tambahan, antara lain:
  • Dust: perangkat miniatur yang dapat menampilkan visual tanpa display, misalnya, Micro Sistem Electro-Mechanical (MEMS), ukurannya dari nanometer hingga mikrometer.
  • Skin: Berbasiskan lapisan yang memancarkan cahaya dan polimer konduktif, perangkat komputer organik, dapat dibentuk menjadi permukaan layar non-planar dan produk-produk yang lebih fleksibel seperti pakaian dan tirai.
  • Clay: MEMS lunak yang dapat dibentuk menjadi bentuk yang berubah-ubah dalam tiga dimensi sebagai artefak yang menyerupai berbagai macam objek fisik.

Aplikasi dan Aspek Pendukung

Aplikasi dari pervasive computing meliputi berbagai aspek dari kehidupan sehari-hari (rumah, transportasi, kesehatan, pendidikan, personal, dan lain-lain). Pada saat ini pervasive computing merupakan salah satu topik penelitian terpopuler di dunia. Banyak institusi pendidikan, penelitian dan perusahaan besar di dunia memiliki pusat penelitian dan proyek penelitian pervasive computing, sebagai contoh: Proyek Oxygen dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Microsoft Easyliving, The Aware House dari Georgia Institute of Technology, pervasive computing dengan smartphone oleh Nokia Research Center, dan lain-lain.

Ada 4 (empat) bidang yang berkembang secara konvergen dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), yang menyebabkan ubicomp mungkin diimplementasikan, antara lain:
  1. Micro Devices, perangkat komputer yang sangat kecil memungkinkan komputer diletakan pada obyek sehari-hari (seperti mug, kursi dan pakaian) tanpa terlihat.
  2. Connectivity, perangkat-perangkat yang digunakan dan tersebar saling berkomunikasi satu dengan lainnya dan terhubung ke jaringan global dengan menggunakan teknologi jaringan kabel (ADSL atau Ethernet) maupun teknologi jaringan nirkabel (WiFi, Bluetooth, HSDPA, atau lainnya). Memungkinkan ubicomp terdapat dimana-mana.
  3. User Interfaces, merupakan titik kontak antara manusia dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
  4. Radio Frequency Identification (RFID), adalah teknologi identifikasi otomatis tanpa memerlukan kontak (nirkabel) dan tidak memerlukan catu daya untuk berbagai obyek (seperti: hewan, tumbuhan, produk, lokasi, manusia, layanan mobile, dan lain-lain) yang telah digunakan pada berbagai aplikasi dalam skala luas.

Edited by: Yusia / Kaleb

Referensi:

0 comments:

Post a Comment

Admin Cikadut's Blog